بسم الله الر حمن الر حيم
Sebelum datangnya Islam, Kaum Musyrikin dan Ahli Kitab hidup dalam kegelapan, seperti keadaan mereka sekarang. Mereka tidak memiliki jalan hidup Rabbani serta prinsip yang diikuti, karena mereka memiliki kitab yang diturunkan kepada Nabi sebelum Nabi Muhammad, dimana isinya tidak murni lagi (telah banyak yang rusak); konsekuensinya mereka mengatur manusia dengan penindasan dan tirani (hukum buatan manusia).
Allah SWT kemudian mengutus Rasul-Nya, Muhammad SAW, kepada mereka dengan jalan hidup Rabbani yang akan menghapus norma-norma, tradisi serta agama mereka; juga untuk memperkenalkan kepada mereka sistem pemerintahan yang akan membebaskan mereka dari penindasan dan korupsi. Inilah tujuan utama Islam diturunkan-untuk mengangkat manusia dari kegelapan, yang tadinya menyembah tuhan-tuhan palsu (termasuk hukum buatan manusia) dan untuk mengatur masyarakat dengan hukum Rabbani (syari’at) yang sempurna.
Allah SWT berfirman:
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS Asy Syuura: 13)
[1340]. Yang dimaksud: agama di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” (QS An Nisaa’: 105)
Terdapat banyak ayat dan pernyataan di dalam Al-Qur’an dan sunnah yang membahas tentang pentingnya berhukum dengan Islam. Dalam satu ayat-Nya Allah SWT menunjukkan kepada kita betapa pentingnya masalah ini dengan menyebut orang-orang yang tidak berhukum dengan Al-Qur’an sebagai orang kafir, zhalim dan fasiq.
“...Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS Al-Maa’idah: 44)
Satu-satunya jalan agar selamat dari gambaran di atas yaitu dengan berjuang melaksanakan Dien secara berjama’ah serta mendukung orang-orang dari kalangan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang berjuang demi penerapan Syari’ah. Sesungguhnya, orang-orang yang tidak mengambil bagian dalam perjuangan mulia ini bukan orang-orang yang memiliki iman, dan mungkin mereka akan mati di dalam keadaan jahiliyyah, seperti yang Rasulullah katakan:
“Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan kepada Alllah, ia akan bertemu dengan Allah di hari kiamat tanpa hujjah, dan siapa saja mati sedangkan diatas pundaknya (bahunya) tiada bai’at,maka ia mati seperti mati jahiliyah”[HR Muslim]
Wahai Umat Islam! Jika kita benar-benar mencari keriho’an Allah, kita harus mengevaluasi diri kita dan melihat sejauh mana kita berjuang untuk Dien Allah.
Wallahu’alam bis showab.
[theunjustmedia.com/warlordmedia.blogspot.com]
Salaam
syukran atas tazkirahnya.. sangat berguna untuk renungan saya..
Allahu akbar..
syukron akh atas tazkirahny..
Alhamdulillah,
semoga bermanfaat. :)
bermanfaat sekali. terimakasih :)
Islam adalah agama yang sempurna dalam setiap ajarannya. Tiada yang sesempurna islam. Begitu indah dan santun.