Pertempuran di Gunung

oleh Adnan Muhammad 'Ali As-Sa'igh
alih bahasa: Mustaqim

Sepuluh bulan sebelum operasi september, di kota Kandahar, Allah memberkahi kami dengan memberikan kesempatan untuk pergi menuju garis depan untuk melawan tentara Ahmad Shah Mas’ud walaupun banyak mujahidin tetap berada di kamp-kamp pelatihan di seluruh negeri. Perjalanan sangat berat dengan udara yang dingin; Aku bersama lima mujahid lain selama perjalanan ini. Sejak udara menjadi sangat dingin, orang-orang Afghan memilih untuk bertahan di dalam rumah. Pada waktu itu Taliban mengalami dua pertempuran; di Utara melawan Ahmad Shah Mas’ud dan melawan Dostum di Timur laut. Taliban mengalami kesulitan menguasai Hindu kush dari Mas’ud. Ada pertempuran besar melawan tentara nya di utara Kabul. Bensheer adalah nama kota di pegunungan Hindu Kush; di kota ini Aku bertempur. Perang ini merupakan perang Syari’ah melawan orang korup yang membuat hukum; karena hukum buatan manusia, orang-orang menyembah kuburan, mencuri, dan melakukan tindak kriminal membuat kota dalam bahaya. Di kabul, keadaannya sangat aman dan tentram karena Syari’ah. Taliban menguasai seluruh Afghanistan kecuali Bamiyan, benteng syiah dan Bensheer. Peperangan dengan Syiah cukup sulit karena mereka menggunakan kuda di pegunungan membuat kami sulit untuk melacak mereka.
Alhamdulillah Amirul Mukminin mengatakan kepada kami agar bertawakkal kepada Allah dan memusnahkan berhala dengan tank dengan izin Allah. Berhala-berhala besar ini dibagun di gunung. Sayangnya, tank tidak menhancurkan banyak berhala, lalu kaum muhajirin diperintah untuk membuat lubang di berhala tersebut, meletakkan TNT dan menghancurkannya dengan izin Allah. Salah satu berhala yang meledak tertangkap kamera di internet. Setelah peledakan, banyak ulama di seluruh dunia akan ke Afghanistan, seperti Yusuf al-Qardhawi, dan akan mengatakan hal ini mengerikan, menasihati kita agar meninggalkan berhala ini sendirian.
Subhanallah! Ulama ini datang karena ingin mempertahankan kesyirikan dengan dalih ‘melestarikan sejarah’, dan tidak pernah datang ketika kami membutuhkan pertolongan untuk mengerahkan umat untuk mendudukung saudara mereka Taliban yang melawan kejahatan. Mullah Umar, semoga Allah menjaganya- adalah ksatria tauhid hari ini- mengatakan delegasi ulama tersebut tidak mengerti Dien ini dan ia menolak untuk menghabiskan waktu dengan mereka. Sebelumnya, kami kedatangan orang-orang dari Jepang, China dan India yang akan menyediakan uang dan listrik jika kami membatalkan penghancuran berhala; kami menolak perkataan mereka dan menghancurkan berhala karena Agama kami menakdirkan  kami untuk mengikuti millah Ibrahim. Para thogut hindu yang hina berkata jika kami menghancurkan berhala tersebut, mereka akan melawan kami; Subhanallah! Kaum musyrikin ini ingin mengobarkan perang kepada kami demi sebongkah batu! Mullah Umar tidak perduli dan berkata kepada mereka bahwa kita akan melawan demi yang memberi kehidupan, Satu yang  tidak membutuhkan siapa pun tetapi semua bergantung pada-Nya. Lalu, ia memerintahkan untuk membantai 100 sapi untuk membuat orang Hindu marah, berkata bahwa kami percaya kepada Allah dan tidak percaya kepada kesyirikan. Setelah peristiwa ini, hujan membasahi Afghanistan, memberi Afghanistan rezeki yang tidak ada sebelumnya. Seperti keberkahan karena menggemgam Tauhid dan bara’ (permusuhan) terhadap kaum musyrikin beserta kesyirikannya.

Kembali ke pertempuran melawan tentara Mas’ud, garis terdepan melawan murtaddin hanya 30 menit dari Kabul. Ada sebuah gunung bernama Sabir; tempat strategis untuk mengintai posisi musuh. Syaikh Usamah menasihati Taliban untuk menggunakan gunung ini karena penting dalam pertempuran lalu mereka melakukannya. Suatu hari, dalam pertempuran Taliban berstrategi mundur dari gunung ini. Lalu kami melihat musuh menuju kesini. Kami hanya memiliki satu tank di puncak dengan meriam yang sudah lemah. Jadi kami arahkan kesasaran, “Bismillah, Allahuakbar.” Dan akhirnya kami menembak musuh. Mereka mengira bantuan kami datang lalu mereka mundur. Ini adalah kuasa Allah padahal musuh datang dengan pasukan penuh menyisir gunugn dengan senjata ringan maupun berat.
Aku dan banyak mujahidin menetap di gunung ini melakukan ribath. Beberapa hari kemudian salju turun di Kabul; ketika kami bangun, kami melihat kota putih yang indah. Sangat dingin berada di atas gunung ini, namun, dengan rahmat Allah, kami bertahan beberapa minggu; kami memiliki banyak jenis senjata yang siap siaga ketika ribath. Lokasi musuh berada kurang lebih satu kilometer dari tempat kami; pertempuran mereda karena turunnya salju. Kami tetap sabar dan menunggu. Akhirnya kami diperuntahkan turun dan berjalan ke Karbagh; pasukan mujahid yang lain menggantikan kami untuk ribath.
Kota Karabagh memiliki banyak mujahidin; pasukan kedua kami berasal dari sini. Kami harus melewati Baghram; tidak ada jalur yang aman sejak pasukan Soviet menanam ranjau di sekitar sini, kami harus berhati-hati. Aku harus melewati jalur ini untuk menuju Karabagh. Aku ingat ketika saudara kami kehilangan kaki mereka ketika melintas di sini. Satu dari saudara kami adalah Usamah ash-Shamali orang Pakistan, ia seorang sniper. Yang kedua adalah Abu Usamah ash-Syaybah; ketika kehilangan kakinya, ia bertakbir dengan gembira terlihat dari ekspresi wajahnya ketika kehilangan kakinya fii sabilillah. Tempat ini sangat berbahaya tercium bau kematian di sekitarnya. Banyak terlihat mayat orang-orang badui dengan binatangnya. Ketika kami melintas, kami melihat bangkai tank dan roket yang dikubur oleh Soviet; ini merupakan pemandangan yang luar biasa.
Ketika sudah dekat dengan kota tujuan, kami mendapat kabar bahwa di kamp ribath muhajirin bernama Markaz Sa’id di karabagh, dua saudara kami syahid karena kecelakaan. Yang pertama Hakim al-Maghribi; ia bertugas mengajarkan bagaimana menggunaka ranjau darat. Suatu hari, is sedang mempraktekkannya, dan tidak sengaja menggunakan detonator yang dinyalakan, ledakan membunuhnya. Yang kedua Abu Mus’ab al-Wash; ia memegang senapan sniper dan tidak sengaja menembak ke arah perutnya, ia terbunuh; ketika kesyahidannya, ia tersenyum lebar. Setiap kami memiliki pengunjung, kami selalu memperlihatkan gambar indah kesyahidannya. Semoga Allah mengampuni mereka.
Ketika kami tiba, lalu kami menuju ke Utara Afghanistan dekat sungai Jayhoun naik pesawat dari Kabul; daerah ini tertutup untuk Uzbekistan. Pesawat ini merupakan ghonimah pada era soviet; pintu belakang pesawat terbuka selama penerbangan. Ini merupakan pengalaman luar biasa sekaligus lucu. Akhirnya kami mendarat, seseorang menyambut kami dan membawa kami ke pangkalan di Kunduz; jumlah kami lebih dari seratus. Setelah mandi dan makan siang kami menuju garis depan. Lokasinya berada di Kawajaghar. Kira-kira 5 jam menggunakan mobil. Ini merupakn pertempuran lainnya dengan tentara Mas’ud. Kami berjalan melewati gurun, dan melewati kota-kota kecil. Di tengah perjalanan, ada sekitar 10.000 kambing lewat; pemilik kambing ini menunggangi kuda. Mengingatkan masa lalu ketika menggembala.
Kami tiba lalu lanjut menuju sungai kecil; musuh dapat melihat kami jiak berada dekat sungai yang lebih besar, maka kami membangun kamp di sini. Kamp ini merupakan kamp bantuan. Perjalan jauh membuat kami kotor jadi kami berenang. Musuh melihat kami dan mulai menembakkan mortar. Ada tiga pangkalan di sekitar kami; masing-masing berjarak 2 meter. Terdapat banyak mata-mata di sana yang dilengakapi walkie-talkie membocorkan termpat kami. Alhamdulilah Taliban melihatnya dan berhasil menahan beberapa dari mereka.
Pertempuran sebenarnya terjadi di puncak bukit dekat air terjun. Taliban mundur sementara muhajirin menggantikan tempat mereka. Ketika pertempuran dimulai, di kubu musuh memiliki tiga tank, mortar besar serta senapan mesin 12.7 mm. Satu saudara kami syahid di awal pertempuran. Taliban menyiapkan satu tank untuk kami. Tank kami berada di tempat yang lebih tinggi dari tank musuh. Suatu hari pada pertempuran, kami berhasil menghancurkan tank di dekat sungai. Keesokan harinya, giliran tank kami yang hancur satu orang syahid di dalamnya. Saudara kami ini yang menghancurkan tank pertama tadi. Hari selanjutnya, saudara kami datang membawa truk yang dipasang rudal; ia menggunakannya untuk menghancurkan tank; ia mencoba kembali namun gagal mengenai sasaran. Sementara itu kami terus bertukar posisi dengan kamp lain. Amir kami telah syahid, Abu Turab al-Pakistani. Abu Hasan as-Sa’idi – salah seorang yang muncul di film buatan As-Sahab – serta Syaikh Abu Umamah datang mengunjungi kami untuk memberikan bantuan.
Setelah subuh menjelang, musuh mulai menembaki kami dengan kekuatan penuh. Semua orang mengambil posisi masing-masing bersiap menghadapi musuh. Kami berhasil mempertahankan tempat ini dan memukul mundur musuh. Pertempuran ini tak lain pertempuran mortar dan rudal. Salah satu saudara kami, Abu Ali al-Pakistani, mengabulkan permintaan terkhir temannya Abdur Rahman al-Pakistani. Dalam permintaan yang ia tulis, ia ingin dikurbur di tempat ia terbunuh. Salah satu ‘umara memerintahkan Abu Ali untuk menyalakan korek di dapur. Namun ketika diperjalanan, ia terbunuh oleh mortar. Dua saudara kami menghampiri dan jasadnya hampir tidak dikenali. Keajaiban terjadi ketika kami ingin membawa jasadnya kembali ke kamp, namun segerombolan lebah menyengat mujahidin. Akhirnya kami sadar akan permintaan terakhirnya, ia menulis bahwa ia tidak mau dibawa kemana-mana ketika syahid, tapi kemudian dikubur di tempat yang sama.
Source: Inspire magazine

This entry was posted in ,. Bookmark the permalink.

4 Responses to Pertempuran di Gunung

  1. satryacode says:

    subhanallah ya akh ..
    saya jadi terperangah baca kisah ini ..

    tapi, antum dpet kabar2 ini dari mn akh ?

    apa antum jg mujahidin ??

    :)

  2. Ini merupakan kisah Adnan Ali seorang mujahid menceritakan pengalamannya sewaktu ia berada di Afghanistan. Ia telah bebas dari Guantanamo, dan sekarang ia bersama mujahidin Al-Qaeda bagian Jazirah Arab (AQAP).

    Cerita ini dimuat di majalah Inspire, :)

  3. Abu Adam says:

    Subhanallah....mudah-mudahan Syariat kembali tegak di Bumi Afghanistan.

  4. Tomo says:

    Kisah yang panjang untuk dibaca gan

Leave a Reply

Sebelum berkomentar pastikan anda telah membaca keseluruhan postingan. Pastikan komentar anda berhubungan dengan apa yang sedang dibahas. Gunakanlah kata-kata yang baik dan sopan.