Dikutip dari VOA Islam, Kamis (20/10/10), Ledakan terjadi sekitar pukul 10:30 pagi hari ketika bus tersebut melewati desa Dalapitan di kota Matalam Cotabato Utara. "Kami telah menyebar pasukan di wilayah tersebut untuk mengamankan tempat-tempat umum dan membantu mengevakuasi korban yang terluka," kata Letnan Kolonel Benyamin Hao, seorang juru bicara Divisi Infanteri ke-6 Angkatan Darat kepada the Mindanao Examiner.
Ia mengatakan laporan awal mengklaim bahwa sedikitnya tujuh orang tewas dan banyak lagi yang terluka karena ledakan tersebut. "Kami masih tidak mengetahui siapa yang berada dibalik serangan ini, namun kami mengutuk aksi ini sebagai tindakan terorisme," kata Hao.
Selanjutnya menurut Muslim Daily jumlah korban tewas menjadi 9 orang, setelah sebelumnya disebutkan 7. Kepala polisi lokal Gil Menenes mengatakan ada 50 penumpang yang berada didalam bus tersebut saat terjadi ledakan. Ia juga mengatakan bom diletakkan didalam bagasi bus.
Kuatnya ledakan bahkan sampai mencerai-beraikan tubuh dua orang penumpang.
Sampai saat ini belum ada klaim pertanggung jawaban atas serangan ini, namun wilayah Filipina selatan adalah basis dari kelompok pejuang muslim, yang telah memperjuangkan kemerdekaan wilayahnya selama beberapa dekade.
Juru bicara militer reginal, letkol Randolph Cabangbang mengatakan, "Perusahaan bus sudah sejak lama menerima surat peringatan dari kelompok-kelompok bersenjata di wilayah ini."
Pada April tahun lalu, dua bom rakitan meledak didalam sebuah bus, melukai kondektur dan lima penumpang. Bom juga meledak di kota Cotabato di sebuah terminal pada bulan Februari tahun lalu, melukai setidaknya dua orang. [warlordmedia.blogspot.com/muslimdaily.net/voa-islam.com]
